Terkadang, menjadi Normal Sangatlah Membosankan

Sepertinya sudah sangat lama aku tidak berkutat dengan tulisan. Dulu jarang, sekarang tidak pernah. Duh duh,,, sarjana pendidikan macam apa aku ini? haha . But anyway, aku Cuma mau bercerita tentang kehidupanku, nggak penting juga sih.. wkwk. :p . Cuma akhir-akhir ini aku merasa menjadi normal itu sangat membosankan. Dari kecil hingga di usia 22 tahun ini, hidupku selalu biasa, mungkin cenderung anyep dan monoton. Pinter banget enggak, bodoh banget juga enggak. Kaya banget enggak, melarat banget jg enggak. Pokoknya magel gitu deh.
Dari SD sampai kuliah aku selalu di sekolah negeri. Nggak ada yang menonjol selamat itu. aku ambil jurusan kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Masuk angkatan 2010, lulus bulan April 2014 dengan IPK 3.53. Satu bulan menunggu wisuda, yaitu akhir Mei 2014, aku dan teman seperjuanganku, Rita Mayasari namanya, sudah kebingungan pengen cari kerjaan. Merasa sangat bosa di rumah, datanglah kami berdua di Job Fair yang ada di JEC, jogja dan mulai melamar beberapa pekerjaan, yang kebanyakan adalah pegawai bank.
Wisuda tiba, tanggal 31 Mei 2014. Seusai wisuda, aku mendapat sms, panggilan kerja di PT Bank Mandiri T.bk. tanggal 2 Juni, aku sudah resmi bekerja di kantor tersebut, sebagai agen call centre. Paling tidak, saat itu aku berpikir sudah memiliki kesibukan. Begitu mudah rasanya tdak ada tantangan, halangan, hambar, biasa saja. Hanya saja aku akui, teman semasa kuliah dan kerja ku benar2 membuatku merasa bersyukur pernah mengenal mereka.
Tidak ada yang salah sebenarnya. Mungkin aku hanya sedikit bosan. Terkadang menjadi normal itu sangat membosankan. Salah satu teman kantorku, Namanya Bintari. Dia gadis yang cerdas dan berpemikiran luas. Bosan dan merasa tidak nyaman dengan pekerjaan di kantor, Ia memilih resign dan membuka usaha kecil, berdagang Ice Cream Goreng, LavaIce . Sungguh wanita yang berani mengambil keputusan. Pagi ia bekerja sebagai staff TU di sebuah SMP, siang dan sore ia menyiapkan produknya.
Kembali ke mimpi dan pikiranku, sebenarnya ada banyak hal yang ingin aku lakukan. Kursus piano, kursus menjahit, atau bahkan backpacking entah ke mana. Agak sedikit membingungkan, jika suatu saat nanti ketika aku memiliki anak dan cucu, apa yang bisa aku ceritakan kepada mereka? Mimpiku mungkin begini, aku benar2 kursus menjahit, kemudian bisa menjahit berbagai model pakaian. Lalu aku bisa bekerja sama dengan kakakku, Kurni namanya, membuatkan ia beberapa model kebaya untuk keperluan rias pengantinnya. Mungkin akan menjadi bisnis keluarga yang sangat menguntungkan.
Ah, mimpiku terlalu jauh nampakya. Aku harus tidur dulu mungkin, besok aku masuk kerja jam 7. Rutinitas yang membosankan. Tapi aku yakin, pasti akan ada sesuatu yang bisa aku perbuat untuk bisa menjadi manusia yang lebih berguna bagi orang lain. See you in the next post (perhaps),, haha.. stay healthy ^-^


Komentar

Postingan Populer